Rabu, 04 Desember 2013

INONESIA KONO



1). Jelaskan dengan sistematis bagaimana konsep pantheo agama hindu !
Jawab:
Dalam panthoen agama Hindu memiliki pandangan Ketuhanan di dalam Hindu tidak dapat disebut monoteisme maupun politeisme. Tetapi jauh sebelum adanya agama Hindudulunya mengenal agamaAnimisme (kepercayaan roh) dan Dinamisme (kepercayaan kekuatan), menurut Max Muller, seorang peneliti barat, menyebut pandangan Ketuhanan dalam Hindu adalah Henoteisme, yaitu kepercayaan terhadap Tuhan sebagai Yang Esa dalam Yang Banyak. Semua dewa dihayati sebagai satu wujud, yaitu sebagai Ekam (Yang Esa). Dengan pandangan ini, maka dalam agama Hindu memuja satu Tuhan tetapi dalam banyak wujud. Oleh karena itu Tuhan dalam agama Hindu dapat disebut dengan nama Dewa-dewa, seperti Brahma, Wisnu, Siwa, Durga, Sang Hyang Widhi, dan sebagainya. Juga didalam agama Hindu memiliki kekuasaan tertinggi yaitu yang berarti 3 Dewa, dewa tersebut antar lain adalah Brahma (dewa pencita), Wisnu (dewa pemelihara), Siwa (dewa perusak) tetapi yang tertinggi Trimurti atau Mahadewa atau Maheswara. Pendapat masyarakat mengenai 3 Dewa itu tidak sama, ada yang menyebut Dewa Siwa (golongan siwa), Dewa Brahma (golongan brahma), Dewa wisnu ( golongan wasnawa).

2). Jelaskan masuknya agama Budha di nusantara !
Jawab:
Agama Buddha pertama kali masuk ke Nusantara (sekarang Indonesia) sekitar pada abad ke-5 Masehi jika dilihat dari penginggalan prasasti-prasasti yang ada. Adapun yang mengatakan dibawa oleh Sidhartha Goutama (raja kapilawastu) pada jalur perdagangan, ada juga yang mengatakan dibawa oleh pengelana dari China bernama Fa Hsien yang berupa ditemukannya beberapa arca budha yang berlanggam amarawati (India Selatan) ditemukan di Jember, bukit siguntang (Sumatra) sempaga (Sulawesi Selatan) yang berlanggam gandara (India Utara) di temukan kota bangun (Kalimantan Timur). Kerajaan Buddha pertama kali yang berkembang di Nusantara adalah Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke-7 sampai ke tahun 1377. Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara, yang mempunyai guru besar agama Budha yang bernama Dharmakrti, salah satu pendeta yang memiliki ilmu tertinggi dalam agama Budha, sehingga banyak yang berdatangan ke Sriwijaya untuk belajar. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainnya yang mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan.


Di Jawa berdiri juga kerajaan Buddha yaitu Kerajaan Syailendra, tepatnya di Jawa Tengah sekarang, meskipun tidak sebesar Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini berdiri pada tahum 775-850, dan meninggalkan peninggalan berupa beberapa candi-candi Buddha yang masih berdiri hingga sekarang antara lain Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon. Setelah itu pada tahun 1292 hingga 1478, berdiri Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang ada di Indonesia. Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk dan Maha Patihnya, Gajah Mada. Namun karena terjadi perpecahan internal dan juga tidak adanya penguasa pengganti yang menyamai kejayaan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, maka Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran. Setelah keruntuhan kerajaan Majapahit, maka kerajaan Hindu-Buddha mulai tergeser oleh kerajaan-kerajaan Islam.

3). Jelaskan struktur percandiandi Jawa !
Jawab:
Kaki candi merupakan bagian bawah candi. Bagian ini melambangkan dunia bawah atau bhurloka. Pada konsep Buddha disebut kamadhatu. Yaitu menggambarkan dunia hewan, alam makhluk halus seperti iblis, raksasa dan asura, serta tempat manusia biasa yang masih terikat nafsu rendah. Bentuknya berupa bujur sangkar yang dilengkapi dengan jenjang pada salah satu sisinya. Bagian dasar candi ini sekaligus membentuk denahnya, dapat berbentuk persegi empat atau bujur sangkar. Tangga masuk candi terletak pada bagian ini, pada candi kecil tangga masuk hanya terdapat pada bagian depan, pada candi besar tangga masuk terdapat di empat penjuru mata angin. Biasanya pada kiri-kanan tangga masuk dihiasi ukiran makara. Pada dinding kaki candi biasanya dihiasi relief flora dan fauna berupa sulur-sulur tumbuhan, atau pada candi tertentu dihiasi figur penjaga seperti dwarapala. Pada bagian tengah alas candi, tepat di bawah ruang utama biasanya terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (peti batu). Sumur ini biasanya diisi sisa hewan kurban yang dikremasi, lalu diatasnya diletakkan pripih. Di dalam pripih ini biasanya terdapat abu jenazah raja serta relik benda-benda suci seperti lembaran emas bertuliskan mantra, kepingan uang kuno, permata, kaca, potongan emas, lembaran perak, dan cangkang kerang.

    Tubuh candi adalah bagian tengah candi yang berbentuk kubus yang dianggap sebagai dunia antara atau bhuwarloka. Pada konsep Buddha disebut rupadhatu. Yaitu menggambarkan dunia tempat manusia suci yang berupaya mencapai pencerahan dan kesempurnaan batiniah. Pada bagian depan terdapat gawang pintu menuju ruangan dalam candi. Gawang pintu candi ini biasanya dihiasi ukiran kepala kala tepat di atas-tengah pintu dan diapit pola makara di kiri dan kanan pintu. Tubuh candi terdiri dari garbagriha, yaitu sebuah bilik (kamar) yang ditengahnya berisi arca utama, misalnya arca dewa-dewi, bodhisatwa, atau Buddha yang dipuja di candi itu. Di bagian luar dinding di ketiga penjuru lainnya biasanya diberi relung-relung yang berukir relief atau diisi arca. Pada candi besar, relung keliling ini diperluas menjadi ruangan tersendiri selain ruangan utama di tengah. Terdapat jalan selasar keliling untuk menghubungkan ruang-ruang ini sekaligus untuk melakukan ritual yang disebut pradakshina. Pada lorong keliling ini dipasangi pagar langkan, dan pada galeri dinding tubuh candi maupun dinding pagar langkan biasanya dihiasi relief, baik yang bersifat naratif (berkisah) atau pun dekoratif (hiasan).

    Atap candi adalah bagian atas candi yang menjadi simbol dunia atas atau swarloka. Pada konsep Buddha disebut arupadhatu. Yaitu menggambarkan ranah surgawi tempat para dewa dan jiwa yang telah mencapai kesempurnaan bersemayam. Pada umumnya, atap candi terdiri dari tiga tingkatan yang semakin atas semakin kecil ukurannya. Sedangkan atap langgam Jawa Timur terdiri atas banyak tingkatan yang membentuk kurva limas yang menimbulkan efek ilusi perspektif yang mengesankan bangunan terlihat lebih tinggi. Pada puncak atap dimahkotai stupa, ratna, wajra, atau lingga semu. Pada candi-candi langgam Jawa Timur, kemuncak atau mastakanya berbentuk kubus atau silinder dagoba. Pada bagian sudut dan tengah atap biasanya dihiasi ornamen antefiks, yaitu ornamen dengan tiga bagian runcing penghias sudut. Kebanyakan dinding bagian atap dibiarkan polos, akan tetapi pada candi-candi besar, atap candi ada yang dihiasi berbagai ukiran, seperti relung berisi kepala dewa-dewa, relief dewa atau bodhisatwa, pola hias berbentuk permata atau kala, atau sulur-sulur untaian roncean bunga.


Langgam Jawa Tengah:
Terbuat dari batu andesit, bangunannya tambun, atap yang berudak-undak, atap berbentuk ratna atau stupa, gawang pintu dan relung berhias kala makara, relif timbul agak tinggi dan lukisannya naturalis, letak candi ditengah halaman, menghadap ketimur.

Langgam Jawa Jimur:
Terbuat dari batu bata, bangunannya ramping, atapnya perpaduan tingkatan, makara tidak ada, dan pintu serta relung hanya ambang atas saja yang diberi kepala kala. darelifnya timbul sedikit saja, letak candi dibelakang halaman, menghadap kebarat.





4). Jelaskan mengapa dikutai hingga saat initidak ditemukancandi !
Jawab:
Karena bisa jadi di Kutai pada masa kerajaan ini masih menyentuh agama hindu yang masih baru dan bisa jadi belum mengerti tentang percandian, itu di jelaskan dalam silsilah awal munculnya kerajaan Kutai, bahwa Kudungga bukan pendiri kerajaan juga bukan nama yang berbau India, dilanjutkan oleh Aswawarman nama yang berbau India, yang melakukan upacara untuk memperoleh salah satu kasta, upacara tersebut dipimin langsung oleh brahmana yang didatangkan langsung dari India, baru pada upacara yang dilakukan oleh Mulawarman pendetanya orang Indonesia. Juga didalam pembuatan prasasti bukan suruhan dari rajanya, itu inisiatif dari kaum brahmana yang sudah diberi 20.000 ekor sapi, didalam kerajaan Kutai belum banyak yang mengenal tulisan, yang mengenal tulisan adalah kaum brahmana sajajika raja tidak mempunyai inisiatif untuk membangun candi maka, candi itujuga tidak akan terbangun.


5). Jelaskan dansertai dengan bukti bahwa kerajaan tarumanegara mengembangkan sistem agraris !
Jawab:
Buktinya: Prasasti Tugu,  karenadidalam prasasti tugudibuatnya saluran, yaitu dibuatnya sungai gomati yang pajangnya 6122 busur (kurang lebih 12 km) dapat diperkirakan fungsi sungai sebagai pengairan atau irigrasi lahan pertanian, juga disebutkan pada masa raja Purnawarman memerintahkan di kerajaan Tarumanegara, mengadakan selamatan untuk memeringati kebesaran raja purnawarman dan memberikan 1000 ekor lembu kepada kaum brahmana, pemberian lembu tersebut dapat diperkirakan, bahwa lembu digunakan sebagai alat untuk membajak persawahan, dan juga diagama hindu dilarang untuk memakan daging lembu, lembu sebagai tunggan dewa, di Jawa Barat pada bulan Januari-Februari mengalami puncak hujan, mungkin selain untuk irigasi juga untuk mengatasi banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar