1).
Jelaskan dengan sistematis bagaimana konsep pantheo agama hindu !
Jawab:
Dalam
panthoen agama Hindu memiliki pandangan Ketuhanan di dalam Hindu tidak dapat
disebut monoteisme maupun politeisme. Tetapi jauh sebelum adanya agama
Hindudulunya mengenal agamaAnimisme (kepercayaan roh) dan Dinamisme
(kepercayaan kekuatan), menurut Max Muller, seorang peneliti barat, menyebut
pandangan Ketuhanan dalam Hindu adalah Henoteisme, yaitu kepercayaan terhadap
Tuhan sebagai Yang Esa dalam Yang Banyak. Semua dewa dihayati sebagai satu
wujud, yaitu sebagai Ekam (Yang Esa). Dengan pandangan ini, maka dalam agama
Hindu memuja satu Tuhan tetapi dalam banyak wujud. Oleh karena itu Tuhan dalam
agama Hindu dapat disebut dengan nama Dewa-dewa, seperti Brahma, Wisnu, Siwa,
Durga, Sang Hyang Widhi, dan sebagainya. Juga didalam agama Hindu memiliki
kekuasaan tertinggi yaitu yang berarti 3 Dewa, dewa tersebut antar lain adalah
Brahma (dewa pencita), Wisnu (dewa pemelihara), Siwa (dewa perusak) tetapi yang
tertinggi Trimurti atau Mahadewa atau Maheswara. Pendapat masyarakat mengenai 3
Dewa itu tidak sama, ada yang menyebut Dewa Siwa (golongan siwa), Dewa Brahma
(golongan brahma), Dewa wisnu ( golongan wasnawa).
2).
Jelaskan masuknya agama Budha di nusantara !
Jawab:
Agama
Buddha pertama kali masuk ke Nusantara (sekarang Indonesia) sekitar pada abad
ke-5 Masehi jika dilihat dari penginggalan prasasti-prasasti yang ada. Adapun
yang mengatakan dibawa oleh Sidhartha Goutama (raja kapilawastu) pada jalur
perdagangan, ada juga yang mengatakan dibawa oleh pengelana dari China bernama
Fa Hsien yang berupa ditemukannya beberapa arca budha yang berlanggam amarawati
(India Selatan) ditemukan di Jember, bukit siguntang (Sumatra) sempaga
(Sulawesi Selatan) yang berlanggam gandara (India Utara) di temukan kota bangun
(Kalimantan Timur). Kerajaan Buddha pertama kali yang berkembang di Nusantara
adalah Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke-7 sampai ke tahun 1377.
Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di
Asia Tenggara, yang mempunyai guru besar agama Budha yang bernama Dharmakrti,
salah satu pendeta yang memiliki ilmu tertinggi dalam agama Budha, sehingga
banyak yang berdatangan ke Sriwijaya untuk belajar. Hal ini terlihat pada
catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke
India dan Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha disana. Biarawan
Buddha lainnya yang mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang
profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang
berasal dari India Selatan.
Di
Jawa berdiri juga kerajaan Buddha yaitu Kerajaan Syailendra, tepatnya di Jawa
Tengah sekarang, meskipun tidak sebesar Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini
berdiri pada tahum 775-850, dan meninggalkan peninggalan berupa beberapa
candi-candi Buddha yang masih berdiri hingga sekarang antara lain Candi
Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon. Setelah itu pada tahun 1292 hingga
1478, berdiri Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir
yang ada di Indonesia. Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya ketika
dipimpin oleh Hayam Wuruk dan Maha Patihnya, Gajah Mada. Namun karena terjadi
perpecahan internal dan juga tidak adanya penguasa pengganti yang menyamai
kejayaan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, maka Kerajaan Majapahit mulai mengalami
kemunduran. Setelah keruntuhan kerajaan Majapahit, maka kerajaan Hindu-Buddha
mulai tergeser oleh kerajaan-kerajaan Islam.
3).
Jelaskan struktur percandiandi Jawa !
Jawab:
Kaki
candi merupakan bagian bawah candi. Bagian ini melambangkan dunia bawah atau
bhurloka. Pada konsep Buddha disebut kamadhatu. Yaitu menggambarkan dunia
hewan, alam makhluk halus seperti iblis, raksasa dan asura, serta tempat
manusia biasa yang masih terikat nafsu rendah. Bentuknya berupa bujur sangkar
yang dilengkapi dengan jenjang pada salah satu sisinya. Bagian dasar candi ini
sekaligus membentuk denahnya, dapat berbentuk persegi empat atau bujur sangkar.
Tangga masuk candi terletak pada bagian ini, pada candi kecil tangga masuk
hanya terdapat pada bagian depan, pada candi besar tangga masuk terdapat di
empat penjuru mata angin. Biasanya pada kiri-kanan tangga masuk dihiasi ukiran
makara. Pada dinding kaki candi biasanya dihiasi relief flora dan fauna berupa
sulur-sulur tumbuhan, atau pada candi tertentu dihiasi figur penjaga seperti
dwarapala. Pada bagian tengah alas candi, tepat di bawah ruang utama biasanya
terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (peti batu). Sumur ini biasanya
diisi sisa hewan kurban yang dikremasi, lalu diatasnya diletakkan pripih. Di
dalam pripih ini biasanya terdapat abu jenazah raja serta relik benda-benda
suci seperti lembaran emas bertuliskan mantra, kepingan uang kuno, permata,
kaca, potongan emas, lembaran perak, dan cangkang kerang.
Tubuh candi adalah bagian tengah candi yang
berbentuk kubus yang dianggap sebagai dunia antara atau bhuwarloka. Pada konsep
Buddha disebut rupadhatu. Yaitu menggambarkan dunia tempat manusia suci yang
berupaya mencapai pencerahan dan kesempurnaan batiniah. Pada bagian depan
terdapat gawang pintu menuju ruangan dalam candi. Gawang pintu candi ini
biasanya dihiasi ukiran kepala kala tepat di atas-tengah pintu dan diapit pola
makara di kiri dan kanan pintu. Tubuh candi terdiri dari garbagriha, yaitu
sebuah bilik (kamar) yang ditengahnya berisi arca utama, misalnya arca
dewa-dewi, bodhisatwa, atau Buddha yang dipuja di candi itu. Di bagian luar
dinding di ketiga penjuru lainnya biasanya diberi relung-relung yang berukir
relief atau diisi arca. Pada candi besar, relung keliling ini diperluas menjadi
ruangan tersendiri selain ruangan utama di tengah. Terdapat jalan selasar
keliling untuk menghubungkan ruang-ruang ini sekaligus untuk melakukan ritual
yang disebut pradakshina. Pada lorong keliling ini dipasangi pagar langkan, dan
pada galeri dinding tubuh candi maupun dinding pagar langkan biasanya dihiasi
relief, baik yang bersifat naratif (berkisah) atau pun dekoratif (hiasan).
Atap candi adalah bagian atas candi yang
menjadi simbol dunia atas atau swarloka. Pada konsep Buddha disebut arupadhatu.
Yaitu menggambarkan ranah surgawi tempat para dewa dan jiwa yang telah mencapai
kesempurnaan bersemayam. Pada umumnya, atap candi terdiri dari tiga tingkatan
yang semakin atas semakin kecil ukurannya. Sedangkan atap langgam Jawa Timur
terdiri atas banyak tingkatan yang membentuk kurva limas yang menimbulkan efek
ilusi perspektif yang mengesankan bangunan terlihat lebih tinggi. Pada puncak
atap dimahkotai stupa, ratna, wajra, atau lingga semu. Pada candi-candi langgam
Jawa Timur, kemuncak atau mastakanya berbentuk kubus atau silinder dagoba. Pada
bagian sudut dan tengah atap biasanya dihiasi ornamen antefiks, yaitu ornamen
dengan tiga bagian runcing penghias sudut. Kebanyakan dinding bagian atap
dibiarkan polos, akan tetapi pada candi-candi besar, atap candi ada yang dihiasi
berbagai ukiran, seperti relung berisi kepala dewa-dewa, relief dewa atau
bodhisatwa, pola hias berbentuk permata atau kala, atau sulur-sulur untaian
roncean bunga.
Langgam
Jawa Tengah:
Terbuat
dari batu andesit, bangunannya tambun, atap yang berudak-undak, atap berbentuk
ratna atau stupa, gawang pintu dan relung berhias kala makara, relif timbul
agak tinggi dan lukisannya naturalis, letak candi ditengah halaman, menghadap
ketimur.
Langgam
Jawa Jimur:
Terbuat
dari batu bata, bangunannya ramping, atapnya perpaduan tingkatan, makara tidak
ada, dan pintu serta relung hanya ambang atas saja yang diberi kepala kala.
darelifnya timbul sedikit saja, letak candi dibelakang halaman, menghadap
kebarat.
4).
Jelaskan mengapa dikutai hingga saat initidak ditemukancandi !
Jawab:
Karena
bisa jadi di Kutai pada masa kerajaan ini masih menyentuh agama hindu yang
masih baru dan bisa jadi belum mengerti tentang percandian, itu di jelaskan
dalam silsilah awal munculnya kerajaan Kutai, bahwa Kudungga bukan pendiri
kerajaan juga bukan nama yang berbau India, dilanjutkan oleh Aswawarman nama
yang berbau India, yang melakukan upacara untuk memperoleh salah satu kasta,
upacara tersebut dipimin langsung oleh brahmana yang didatangkan langsung dari
India, baru pada upacara yang dilakukan oleh Mulawarman pendetanya orang
Indonesia. Juga didalam pembuatan prasasti bukan suruhan dari rajanya, itu
inisiatif dari kaum brahmana yang sudah diberi 20.000 ekor sapi, didalam
kerajaan Kutai belum banyak yang mengenal tulisan, yang mengenal tulisan adalah
kaum brahmana sajajika raja tidak mempunyai inisiatif untuk membangun candi
maka, candi itujuga tidak akan terbangun.
5).
Jelaskan dansertai dengan bukti bahwa kerajaan tarumanegara mengembangkan
sistem agraris !
Jawab:
Buktinya:
Prasasti Tugu, karenadidalam prasasti
tugudibuatnya saluran, yaitu dibuatnya sungai gomati yang pajangnya 6122 busur
(kurang lebih 12 km) dapat diperkirakan fungsi sungai sebagai pengairan atau
irigrasi lahan pertanian, juga disebutkan pada masa raja Purnawarman
memerintahkan di kerajaan Tarumanegara, mengadakan selamatan untuk memeringati
kebesaran raja purnawarman dan memberikan 1000 ekor lembu kepada kaum brahmana,
pemberian lembu tersebut dapat diperkirakan, bahwa lembu digunakan sebagai alat
untuk membajak persawahan, dan juga diagama hindu dilarang untuk memakan daging
lembu, lembu sebagai tunggan dewa, di Jawa Barat pada bulan Januari-Februari
mengalami puncak hujan, mungkin selain untuk irigasi juga untuk mengatasi banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar